Kata Arah
Kiblat, dua kata ini yang akan dicari formulasi dan
hitungan penentuannya. Kata arah berarti jurusan, tujuan dan
maksud, yang lain memberi arti jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran
besar pada permukaan bumi, dan yang lain artinya jihad, syathrah dan azimuth.
Sedangkan kata Kiblat berarti Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil
Haram kota Mekah. Para ulama sepakat menghadap ke arah kiblat merupakan
syarat sahnya shalat, maka kaum muslimin wajib menghadap ke arah kiblat
dalam melakukan ibadah shalat. Dengan demikian arah kiblat adalah suatu
arah (kiblat di Mekah) yang wajib dituju oleh umat Islam ketika ibadah
shalat.
QS. Al Baqarah (2) ayat 142, 143, 144,
145,148, dan 149
Sabda Nabi SAW :
Artinya : Ka’bah (Baitullah) adalah
kiblat bagi orang-orang di masjidil haram, masjidil haram adalah kiblat bagi
orang-orang penduduk tanah haram (Mekah), dan tanah haram (Mekah) adalah kiblat
bagi semua umatku di bumi, baik di barat maupun di timur. ( HR. Al Baihaqi
dari Abu Hurairah).
Arah Kiblat dan Segitiga Bola
Arah kota Mekah yang terdapat Ka’bah
(sebagai kiblat kaum muslimin) dapat diketahui dari setiap titik di permukaan
bumi ini berada pada permukaan bola bumi, maka untuk menentukan arah kiblat
dapat dilakukan dengan menggunakan Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical
Trigonometri). Penghitungan dan pengukuran dilakukan dengan derajat sudut
dari titik kutub utara, dengan menggunakan alat bantu mesin hitung atau
kalkulator.
Untuk perhitungan arah kiblat,
ada 3 buah titik yang harus dibuat, yaitu :
1. Titik
A, diletakkan di Ka’bah (Mekah)
2. Titik
B, diletakkan di lokasi tempat yang akan ditentukan arah kiblatnya.
3. Titik
C, diletakkan di titik kutub utara.
Titik A dan titik C adalah dua titik
yang tetap (tidak berubah-ubah), karena titik A tepat di Ka’bah (Mekah) dan
titik C tepat di kutub utara (titik sumbu), sedangkan titik B senantiasa
berubah, mungkin berada di sebelah utara equator dan mungkin pula berada di
sebelah selatannya, tergantung pada tempat mana yang akan ditentukan arah
kiblatnya.
Bila ketiga titik tersebut dihubungkan
dengan garis lengkung pada lingkaran besar, maka terjadilah segitiga bola ABC,
seperti gambar di bawah ini. Titik A adalah posisi Ka’bah (Mekah), titik B
adalah posisi lokasi tempat/kota, dan titik C adalah kutub utara/titik sumbu.
Ketiga sisi segitiga ABC di samping ini
diberi nama dengan huruf kecil dengan nama sudut didepannya (dihadapannya).
Sisi BC dinamakan sisi a, karena berada di depan/ berhadapan dengan sudut A.
Sisi CA dinamakan sisi b, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut
B. Sisi AB dinamakan sisi c, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut C. Atau
sudut di antara sisi b dan sisi c dinamakan sudut A, sudut di antara sisi c dan
sisi a dinamakan sudut B, dan sudut di antara sisi a dan sisi b dinamakan sudut
C. Sudut-sudut itu dihitung dengan derajat sudut.
Gambar di atas, dapatlah diketahui
bahwa yang dimaksud dengan perhitungan arah kiblat adalah suatu perhitungan
untuk mengetahui berapa besar nilai sudut B, yakni sudut yang diapit oleh sisi
a dan sisi c.
Pembuatan gambar segitiga bola seperti
di atas sangat berguna untuk membantu menentukan nilai sudut arah kiblat bagi
suatu tempat dipermukaan bumi ini dihitung/diukur dari suatu titik arah
mataangin ke arah mataangin lainnya, misalnya diukur dari titik Utara ke Barat
(U-B), atau diukur searah jarum jam dari titik Utara (UTSB).
Untuk perhitungan arah kiblat, hanya
diperlukan dua data tempat : 1). data lintang dan bujur Ka’bah (Mekah)
f = 21o 25’ LU dan λ = 39o 50’ BT. 2). Data
lintang tempat dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya.
Sedangkan data lintang dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah
kiblatnya dapat diambil dari taqwim/daftar/peta/buku yang tersedia lintang dan
bujur tempatnya serta dari GPS (global positioning system).
Data dan Rumus Arah
Kiblat yang Digunakan
a. Data yang Digunakan :
NO
|
INDONESIA
|
ARAB
|
INGGRIS
|
SIMBOL
|
1
|
lintang tempat
|
عرض
البلد
|
latitude
|
phi = f
|
2
|
bujur tempat
|
طول
البلد
|
longitude
|
lambda = λ
|
b. Data lintang dan bujur Ka’bah (kota
Mekah) yaitu :
1). f lintang Ka’bah (kota Mekah)
f = 21o 25’ LU
2). λ bujur Ka’bah (kota Mekah) λ
= 39o 50’ BT
c. Rumus yang digunakan :
1). Rumus arah kiblat
Cotan B = Cotan b Sin a
- Cos a Cotan C
Sin C
2). Rumus bantu
Sisi a (a) = 90o – ftp
Sisi b (b) = 90o – fmk
b = 90o – 21o
25’ = 68o 35’ (tetap)
Sisi C (c) = λtp – λmk
Keterangan :
tp = lintang/bujur tempat, dan mk =
lintang/bujur Mekah
Contoh Perhitungan
Arah Kiblat
Pertanyaan : Hisablah/hitunglah arah
kiblat kota Jakarta.
Jawab :
- Data yang diketahui :
a. Lintang tempat kota Mekah (f mk
) = 21o 25’ LU
Bujur tempat kota
Mekah (λ mk) = 39o
50’ BT
b. Lintang tempat kota Surabaya (f tp
) = - 7o 15’ LS
Bujur tempat kota
Surabaya (λ tp ) = 112o
45’ BT
- Langkah-langkah yang harus ditempuh :
a. Dicari dulu dengan rumus bantu :
a = 90o – f
tp
b = 90o – f
mk
C = λtp - λ
mk
Harga yang didapat :
a = 90o – (- 7o
15’)
= 97o 15’
b = 90o - 21o
25’
= 68o 35’ (tetap)
C =112o 45’ - 39o
50’ = 72o
55’
b. Data dimasukkan dalam rumus arah
kiblat
Cotan
B = Cotan b Sin
a - Cos a Cotan C
Sin C
Cotan B = Cotan 68o 35’
Sin 97o 15’ - Cos 97o 15’ Cotan 72o
55’
Sin 72o 55’
- Pijat tombol kalkulator secara
berurutan sesuai dengan typenya:
a. Casio fx 120, 124, 130
68o 35’ Tan 1/x
x 97o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = - 97o
15’ Cos x 72o 55’ Tan 1/x = 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o
58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut
kiblat 2924o 01’ 45.03” UTSB.
b. Casio fx 3600, 3800, 3900, 4100
68o 35’ Tan Inv 1/x x
97o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = - 97o 15’
Cos x 72o 55’ Tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv Tan Inv o ’’
65o 58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B –
U, dan Azimut kiblat 294o 01’ 45.03” UTSB.
c. Karce-131 Scientific, Casio fx 350
MS SVPAM, 4000 P , 4500 P , 5000 P.
1 / Tan 68o 35’ x Sin 97o
15’ / Sin 72o 55’ Exe - Cos 97o 15’ x 1 / Tan 72o
55’ Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’65o
58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut
kiblat 294o 01’ 45.03” UTSB.
Keterangan :
1. U-B : diukur dari titik Utara
ke arah Barat
2. B-U : diukur dari titik Barat
ke arah Utara
3. UTSB : diukur dari titik Utara se
arah jarum jam (Utara - Timur - Selatan – Barat)
4. a. tanda / bisa diganti : b.
tanda Exe bisa diganti = c. tanda x-1 dipijat shift (
- Pembuktian : Jarak terdekat arah
kiblat dari tempat lokasi ke Ka’bah (Mekah).
Jika λ = 00o 00’ s.d 39o
50’ BT, maka C = 39o 50’ - λ
Jika λ = 39o 50’ s.d 180o
00’ BT, maka C = λ - 39o 50’
Jika λ = 00o 00’ s.d 140o
10’ BB, maka C = λ + 39o 50’
Jika λ = 140o 10’ s.d 180o
00’ BB, maka C = 320o 10 - λ
a. ke arah barat : 112o
45’ - 39o 50’ = 72o
55’
b. ke arah timur : 180o +
(180o – 72o 55’) = 180o + 107o
05’ = 287o 05’
c. Lingkaran sudut busur derajat = 72o
55’ + 287o 05’ = 360o.
d. 1o = 4’ = 110 km
: 72o 55’ x 111 km = 8093,75 km ( ke arah barat) dan 287o
05’ x 111 km = 31866,25 km ( ke arah timur).
e. Jarak terdekat arah kiblat kota
SURABAYA menghadap ke barat serong ke utara (ke kanan), karena kota SURABAYA
berada di sebelah selatan garis equator/khatulistiwa (f = - 7o
15’ LS), sedang Ka’bah (Mekah) berada di sebelah utara garis equator/khatulistiwa
(f = 21o 25’ LU).
Gambar Arah Kiblat
Program Arah Kiblat
a. Aplikasi program ARAH KIBLAT dengan
menggunakan Scientific Calculator Casio FX-4500PA
AC MODE EXP - KIBLAT
EXE - F1 L1
Q = tan-1 (1/(cos P tan 21o
25’/ sin (B - 39o50’) - sin P/tan (B-39o50’))):
A“KIBLAT”=QΔ A“KIBLAT”=90-QΔA“AZKIBLAT”= 360-QΔ EXE
b. Cara penggunaannya :
AC FILE KIBLAT EXE P? -7o15’
EXE B? 112o 45’ EXE SHIFT o’’’ KIBLAT = 65o
58’ 14.97” EXE SHIFT o’’’ KIBLAT = 24o 01’ 45.03” EXE
SHIFT o’’’ AZKIBLAT = 294o 01’45.03”
0 comments:
Post a Comment